Perjalanan Pendataan Kuliner Tradisional di kabupaten Mempawah

by - Sabtu, Oktober 27, 2018

Dimulai dengan …
Assalamua’laikum pembaca yang budiman hahaha … sok kalau ada yang baca Annyonghaseo (sambil dadadadah 🙋).

Apa kabar sindi? Kabar sindi B aja. (nanya sendiri jawab sendiri, maklum saja ya kedip2 cantik 😛) Tapi karena baru-baru ini sindi menemukan aktifitas baru jadi ada bahan buat cerita dan juga lagi gak bisa tidur tapi udah gak berminat belajar (FYI pejuang ASN cyinnnn :p) jadi kuy kita menulis random di blog baru yang katanya bakalan rajin di temanin sama penulisnya tapi apa daya penulisnya kagak bisa konsisten jadinya cuman bisa seingatnya saja dan serajinnya saja.
Baiklah kita mulai aja cerita-ceritanya ya biar gak ngelantur dan ngalor ngidul kemana-mana. Jadi ceritanya aku mendaftar jadi peserta kegiatan 

“DARI DAPUR RAKYAT KE INDUSTRI KREATIF KULINER”

(Gambar: http://dapurrakyat.id/ Dapur Rakyat LIPI Bekraf)
 
Pertanyaannya sindi dapat informasi dari mana? Kebetulan aku ngikutin Instagramnya Be Kraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia) karena aku emang suka banget kepoin hal-hal berbau “Ekonomi” plus ada kreatif-kreatifnya yang identic sama anak Melinial jadi udah naluriah bawaan diri (sok muda banget dihh) maunya ngikutin perkembangan dan trend-trend ekonomi yang digandrungi anak zaman now (Baca: Milenial). Nah dari sinilah aku menemukan postingan tentang Dapur Rakyat ini (selanjutnya kegiatan ini aku singkat dapur rakyat biar gak kepanjangan nulisnya) dari Be Kraf yang ternyata juga kerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) kemudian di bagi lagi menjadi PMB LIPI (Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI) yang sayangnya aku baru menyadari ini setelah kegiatan ini selesai. Iya sindi se gak Peka itu, atau bisa dibilang sedangkal itulah pemikiran aku saat aku ujuk-ujuk datang kedalam kegiatan ini. Informasi yang aku tahu hanya sebatas pendataan kuliner tradisional di Mempawah (Kal-Bar) udah gitu doang, yang ngadain siapa? Tujuanya apa? Dll aku tidak tertarik untuk mencari tahu.

Setelah mendaftar satu bulan sebelum tanggal kegiatan, kan udah lupa ceritanya kalau pernah daftar kegiatan ini terus sekitar dua atau tiga hari tiba-tiba keingat dan coba-coba ngecek webnya tapi gak nemuiin pengumuman buat kegiatan di Kalbar. Jadi, yowesss selow selow aja dan jeng-jeng sampai lupa kalau udah kelewat harinya sampai akhirnya ada yang ngubungin di nomor hp aku yang jarang orang tau. Ternyata dari kegiatan dapur rakyat. Jadi aku dikabarin kalau aku lolos jadi peserta pendataan kuliner traditional ini, trus aku ditanya nomer hp yang dihubungin ini bukan nomer WhatsApp ya? Ehh iya ternyata aku gak ngasih nomer komersil ngasinya nomer pribadi pantes aja aneh tiba-tiba ada yang ngehubungin nomer ini (macam artis papan belian sok-sokan kebanyakan nomer hangpon) Ternyata kita-kita yang lolos ini langsung dimasukkin kedalam satu grup WhatsApp teman-teman. Jadi jika ada teman-teman yang cari-cari info tentang pendataan kuliner dapur rakyat ini ingat-ingat lagi nomer hp nya sama dengan nomer WhatsApp gak? Terus kegiatan kami yang di Mempawah ini ternyata diundur seminggu dari jadwal yang tertera. Berhubung memang lagi nganggur buat aku ga ada masalah soal waktu kegiatan ini. Selanjutnya kita diminta buat isi surat kesedian keikutsertaan kegiatan ini kemudian kirim via email dan dibawa pada saat registrasi di lokasi kegiatan untuk dikumpulkan.  

Kegiatan apa sih yang dilakukan oleh peserta saat Live in Perkampungan? Sebenarnya gambaran besar apa yang akan kita lakukan udah tertera di Rondown acara pada saat pengumuman penerimaan peserta itu juga dilampirakan, kurang lebih seperti itu dengan sedikit penyesuaian. Hari pertama pasti diisi dengan registrasi, kemudian pembukaan dan kata sambutan dari lembaga dan pejabat daerah terkait selanjutnya makan siang, Breafing dan pengenalan kegiatan. Nah buat yang ujuk-ujuk datang disinilah otak akan terisi dengan informasi-informasi dasar kegiatan ini. (plisss jangan ditiru kebodohan aku ini ya teman-teman 😟). FYI, kalian gak perlu bawa perbekalan apapun karena disini kita disuguhkan dengan berbagai jenis jajanan dan kue-kue traditional (buat mahasiswa ini namanya perbaikan Gizi). Penginapan disana gimana? Tenang kita bakalan dititipin dirumah warga yang sudah bekerjasama mendukung kegiatan ini. Iyapp kita gak bakalan disuruh tidur di tanah kosong kok tenang aja, karena ini perkampungan kita juga gak disuguhkan dengan penginapan hotel berbintang wkwkwkwkwkwk. Jadi, mengapa dirumah warga atau kita sebut dengan keluarga induk karena tugas kita adalah berkomunikasi, wawancara, dan menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang kuliner traditional di perkampungan ini. Jadi, buat teman-teman yang tingkat keingintahuannya rendah mending diasah deh sebelum terjun ke sini, terus buat yang minderan, yang pendiam, yang pasif atau shy shy cat buang deh atau tinggalin dulu dirumahnya. Karena kita harus pinter-pinter bagi waktu buat ngobrol-ngobrol cantik sama ibu/bapak (emak/bapak angkat) tempat kita tinggal. Trus kita juga harus bisa membawa diri dengan ramah dan sopan, pinter-pinter buka obrolan dengan bahasa yang mudah dimengerti, yang gak kaku atau formal ini penting jangan sampai yang ada mereka bingung di cecar pertanyaan dari kita (hahaha pengalaman). yang tingkat ke kepoaanya tinggi selamat kalian bawa diri aja baik-baik di rumah orang hahaha, jangan lupa dicatat pembicaraan tentang resep, sejarah dan nilai yang terkandung dalam kuliner traditional ini, kemudian di rekam biar gak lupa (kapasitas otak manusia ini terbatas nunjuk diri sendiri), atau di dokumentasikan yahhh namanya pendataan bukti fisik itu penting yaaaa kannn. Chears 😊😉

Note: berhubung udah jam 3 pagi aku lanjutin sisanya setelah ujian CPNS yaaa hehehe dan ini juga udah kepanjangan, aku bagi jadi 2 part. Bye

Selamat Malam 😀

You May Also Like

0 komentar