Dimulai dengan …
Assalamua’laikum pembaca
yang budiman hahaha … sok kalau ada yang baca Annyonghaseo (sambil dadadadah 🙋).
Apa kabar sindi? Kabar sindi
B aja. (nanya sendiri jawab sendiri,
maklum saja ya kedip2 cantik 😛) Tapi karena baru-baru ini sindi menemukan
aktifitas baru jadi ada bahan buat cerita dan juga lagi gak bisa tidur tapi
udah gak berminat belajar (FYI pejuang
ASN cyinnnn :p) jadi kuy kita menulis random di blog baru yang katanya
bakalan rajin di temanin sama penulisnya tapi apa daya penulisnya kagak bisa konsisten
jadinya cuman bisa seingatnya saja dan serajinnya saja.
Baiklah kita mulai aja
cerita-ceritanya ya biar gak ngelantur dan ngalor ngidul kemana-mana. Jadi ceritanya
aku mendaftar jadi peserta kegiatan
“DARI
DAPUR RAKYAT KE INDUSTRI KREATIF KULINER”
(Gambar: http://dapurrakyat.id/ Dapur Rakyat LIPI Bekraf)
Pertanyaannya sindi dapat informasi
dari mana? Kebetulan aku ngikutin Instagramnya Be Kraf (Badan Ekonomi Kreatif Indonesia) karena aku emang suka banget
kepoin hal-hal berbau “Ekonomi” plus ada kreatif-kreatifnya yang identic sama
anak Melinial jadi udah naluriah bawaan diri (sok muda banget dihh) maunya
ngikutin perkembangan dan trend-trend ekonomi yang digandrungi anak zaman now (Baca: Milenial). Nah dari sinilah aku
menemukan postingan tentang Dapur Rakyat ini (selanjutnya kegiatan ini aku
singkat dapur rakyat biar gak kepanjangan nulisnya) dari Be Kraf yang ternyata
juga kerja sama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) kemudian di
bagi lagi menjadi PMB LIPI (Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan
LIPI) yang sayangnya aku baru menyadari ini setelah kegiatan ini selesai. Iya sindi
se gak Peka itu, atau bisa dibilang sedangkal itulah pemikiran aku saat aku
ujuk-ujuk datang kedalam kegiatan ini. Informasi yang aku tahu hanya sebatas
pendataan kuliner tradisional di Mempawah (Kal-Bar) udah gitu doang, yang
ngadain siapa? Tujuanya apa? Dll aku tidak tertarik untuk mencari tahu.
Setelah mendaftar satu
bulan sebelum tanggal kegiatan, kan udah lupa ceritanya kalau pernah daftar
kegiatan ini terus sekitar dua atau tiga hari tiba-tiba keingat dan coba-coba ngecek
webnya tapi gak nemuiin pengumuman buat kegiatan di Kalbar. Jadi, yowesss selow
selow aja dan jeng-jeng sampai lupa kalau udah kelewat harinya sampai akhirnya
ada yang ngubungin di nomor hp aku yang jarang orang tau. Ternyata dari
kegiatan dapur rakyat. Jadi aku dikabarin kalau aku lolos jadi peserta
pendataan kuliner traditional ini, trus aku ditanya nomer hp yang dihubungin
ini bukan nomer WhatsApp ya? Ehh iya ternyata aku gak ngasih nomer komersil
ngasinya nomer pribadi pantes aja aneh tiba-tiba ada yang ngehubungin nomer
ini (macam artis papan belian sok-sokan kebanyakan nomer hangpon) Ternyata kita-kita yang lolos ini langsung dimasukkin kedalam satu grup
WhatsApp teman-teman. Jadi jika ada teman-teman yang cari-cari info tentang
pendataan kuliner dapur rakyat ini ingat-ingat lagi nomer hp nya sama dengan
nomer WhatsApp gak? Terus kegiatan kami yang di Mempawah ini ternyata diundur
seminggu dari jadwal yang tertera. Berhubung memang lagi nganggur buat aku ga
ada masalah soal waktu kegiatan ini. Selanjutnya kita diminta buat isi surat
kesedian keikutsertaan kegiatan ini kemudian kirim via email dan dibawa pada
saat registrasi di lokasi kegiatan untuk dikumpulkan.
Kegiatan apa sih yang dilakukan
oleh peserta saat Live in Perkampungan? Sebenarnya gambaran besar apa yang akan
kita lakukan udah tertera di Rondown acara pada saat pengumuman penerimaan
peserta itu juga dilampirakan, kurang lebih seperti itu dengan sedikit
penyesuaian. Hari pertama pasti diisi dengan registrasi, kemudian pembukaan dan
kata sambutan dari lembaga dan pejabat daerah terkait selanjutnya makan siang,
Breafing dan pengenalan kegiatan. Nah buat yang ujuk-ujuk datang disinilah otak
akan terisi dengan informasi-informasi dasar kegiatan ini. (plisss jangan
ditiru kebodohan aku ini ya teman-teman 😟). FYI, kalian gak
perlu bawa perbekalan apapun karena disini kita disuguhkan dengan berbagai
jenis jajanan dan kue-kue traditional (buat mahasiswa ini namanya perbaikan Gizi). Penginapan disana gimana? Tenang kita
bakalan dititipin dirumah warga yang sudah bekerjasama mendukung kegiatan ini. Iyapp
kita gak bakalan disuruh tidur di tanah kosong kok tenang aja, karena ini
perkampungan kita juga gak disuguhkan dengan penginapan hotel berbintang
wkwkwkwkwkwk. Jadi, mengapa dirumah warga atau kita sebut dengan keluarga induk
karena tugas kita adalah berkomunikasi, wawancara, dan menggali informasi
sebanyak-banyaknya tentang kuliner traditional di perkampungan ini. Jadi, buat
teman-teman yang tingkat keingintahuannya rendah mending diasah deh sebelum
terjun ke sini, terus buat yang minderan, yang pendiam, yang pasif atau shy shy
cat buang deh atau tinggalin dulu dirumahnya. Karena kita harus pinter-pinter
bagi waktu buat ngobrol-ngobrol cantik sama ibu/bapak (emak/bapak angkat) tempat kita tinggal. Trus kita juga harus bisa
membawa diri dengan ramah dan sopan, pinter-pinter buka obrolan dengan bahasa yang
mudah dimengerti, yang gak kaku atau formal ini penting jangan sampai yang ada mereka bingung di cecar
pertanyaan dari kita (hahaha pengalaman). yang tingkat ke kepoaanya tinggi selamat kalian bawa diri aja baik-baik di rumah orang hahaha, jangan lupa dicatat pembicaraan tentang resep, sejarah dan nilai yang terkandung dalam kuliner traditional ini, kemudian di rekam biar gak lupa (kapasitas otak manusia ini terbatas nunjuk diri sendiri), atau di dokumentasikan yahhh namanya pendataan bukti fisik itu penting yaaaa kannn. Chears 😊😉
Note: berhubung udah jam
3 pagi aku lanjutin sisanya setelah ujian CPNS yaaa hehehe dan ini juga udah
kepanjangan, aku bagi jadi 2 part. Bye
Selamat Malam 😀