ADA ANGKA SATU SETELAH ANGKA DUA {REPOST}

by - Senin, Maret 30, 2020

Setelah melalui Tahun dengan umur 20 sekarang saatnya bertambah lagi angka satu.

Never let what somebody else says distract you from your goals. And so, when I hear about negative and false attacks, I really don't invest any energy in them, because I know who I am. Frist lady-Michelle Obama

(post ulang dari blog aku yang ini aryaniiswara.wordpress.com )

Umur 20 kemarin tidak ada yang terlalu sepsial, aku cuman mengalami masa-masa sulit waktu abis pengangkatan benjolan di belakang kepala.
Tapi Aku Bertemu dengan orang-orang spesial yang mengajarkan arti kehidupan dan menguatkan.

Saat Ini Aku masih tetap menjadi SINDI si pemimpi, masih bergelut dengan tugas akhir dan menyeleasaikan kuliah.
Kalau mau jujur menginjak angka 1 untuk bersanding dengan angka 2 ini banyak kekecewaan yang aku rasakan terhadap diri aku sendiri. Rasa kesal karena masih belum bisa disiplin, masih sering mengulur waktu, Berani bermimpi tapi tidak punya Kapasitas untuk mewujudkan mimpi, terlalu banyak toleransi untuk diri sendiri, masih tetap tempramental, masih sering ego, emosional masih di atas garis merah, masih sering nyablak, masih jadi perempuan kasarrr yang ga bisa jaga omongan dan masih banyak lagi kekurangan serta sifat-sifat jelek yang masih belum bisa kekontrol di umur yang udah bukan terbilang ABG ini.

Waktu terasa begitu cepat, saking cepatnya 365 hari itu terlawat begitu saja tanpa adanya perubahan yang berarti.
Sebelum melewati umur yang ke-21 ini ada pesan tersirat dari dosen yang cukup di sukai karena pemikirannya yang cerdas dan keritis serta membangun. begini ceritanya...
Beberapa hari yang lalu ada seorang dosen yang  menanyakan sesuatu hal yang sangat sensitif untuk kebanyakan wanita bahkan untuk wanita seperti aku yang terlintas dipikiran seperti itu pun tidak pernah. Beliau menanyakan mengapa aku tidak menikah diumurku saat ini ? lalu merambah ke fenomena sosial tentang mengapa sekarang lebih banyak kaum wanita daripada pria. Apa yang akan terjadi jika itu semua dibiarkan ? lalu siapa yang akan bertanggung jawab terhadap itu semua.

Biar Bagaimanapun Wanita tetaplah wanita setegar apapun ia, sekuat apaun ia, wanita tetap membutuhkan pendamping, pemimpin, dan Imam dalam hidupnya. bahkan jika Wanita tersebut sudah sangat mandiri dalam mengotrol kehidupannya. Tidak ada Wanita yang selamanya  mampu bertahan mengarungi Jalanan terjal kehidupan ini seorang diri.
Balik ke pertanyaan tadi Apa solusi dari fenomena sosial tersebut ? jawaban yang sulit kulontarkan namun aku tahu jawabannya. tapi untuk rasa aman aku jawab saja tidak tahu. namun beliau mengatakan bahwa aku hanya pura-pura tidak tahu bahwa sebenarnya aku tahu. Akhirnya aku pun menjawab bahwa POLIGAMI. Kemudian beliau bertanya kembali apa kamu menentang poligami sindi.

%%%%%...... Seketika Pikiran ini mendadak bekerja keras jawaban seperti apa yang harus aku berikan. Sebagai wanita Muslim Poligami bukan hal baru. Poligami sampai saat ini masih banyak pro dan kontra, dan seperti yang terlihat masih kebanyakan kontranya ketimbang pro. Aku tidak terlalu memusingkan Sesuatu yang telah tertulis jelas di Al-Quran, yang berarti Allah SWT telah menjelaskan hukum dari Poligami ini. Tapi Aku pun tidak tahu banyak tentang ini. akhirnya aku pun berkata bahwa aku tidak menentang tapi juga tidak menginginkan ini terjadi di dalam kehidupanku. Namun beliau mengatakan itu artinya aku lebih cenderung menentang.

Beliau bertanya kembali bahwa ia ingin menanyakan 3 pertanyaan. Apakah aku bersedia menjawab. ya. aku bersedia menjawabnya.
Pertanyaan Pertama adalah :
Suatu ketika ada seorang lelaki yang datang menghampiriku, laki-laki tersebut memiliki kepribadian yang baik, serta sangat taat dalam ibadah, dan bertanggung jawab. ia mengatakan bahwa ia tertarik dan ingin menikahi ku. namun, ia pun juga berkata jujur bahwa ia telah memiliki istri dan anak, ia menawarkan tahta ke-2 di istana yang ia bangun. Bagaimana jawabanku ? laki-laki ini tidak akan kutemukan lagi setelah ini, yang siap menerima ku apa adanya tapi apakah aku siap menerimanya. Akupun menjawab TIDAK.
Pertanyaan Kedua adalah :
Suatu Ketika aku telah memiliki keluarga yang sudah dibangun dengan sakinah dan telah memiliki anak yang lucu-lucu. tapi dari pihak suami mengatakan bahwa ia ingin menikahai perempuan A. Tapi si A tidak tahu menau bahwa ada laki-laki beristri dan memiliki anak yang ingin menikahinya. bahwa sang suami ingin mendengarkan pendapat istrinya. Apakah aku bersedia ? Setelah berfikir keras, Akupun menjawab TIDAK
Selanjutnya beliau berkata kemungkinan besar akupun akan menjawab tidaak
kembali bahwa dalam kenyataan aku telah menikah dan suami memintaku untuk mencarikan istri kedua siapaun yang aku pilih. apakah aku bersedia. tentu saja jawaban aku masih sama yaitu TIDAK.
Lalu beliau bertanya kepadaku apakah Aku memahami tafsir dari surah An nisa ayat 3-4 ?
disini aku berfikir bahwa Poligami memang telah dijelaskan dalam Al-Quran, dan akupun tahu itu artinya Allah Membolehkan ini terjadi. Jadi beliau mengatakan jika aku menentang lalu siapakah yang aku tentang ? bahwa perintah Poligami telah di izinkan  oleh Allah SWT dan telah tertulis dengan jelas di dalam Al-Quran.
Aku pun terdiam membisu. merasa tidak siap di cerca dengan pertannya seperti ini aku pun mencoba mencerna apa yang ingin disampaikan oleh Dosen ini.

Beliau kembalikan pertannya tadi, apakah aku masih menetang pertanyaan yang pertama ? dan aku pun menjawab iya aku menetang. yang kedua. Tidak seolah-olah aku siap menerima jika pertannya kedua terjadi dalam hidupku. dan aku pun tidak ingin pertannyaan ketiga terjadi. Hasil tes mengatakan bahwa kau masih 51% pro terhadap Poligami. Merasa tujuan awal aku menemui dosen ini adalah untuk konsultasi tugas akhir bukan untuk konsultasi polemik yang tak berujung ini. akhirnya akupun hanya bisa tersenyum kecut.

Akhirnya setelah berkonsultasi kembali membahas masalah tugas akhir (tugas akhir aku kebetulan bukan mengangkat masalah poligami "jadi jangan salah paham, okeyy") akupun izin untuk pulang dan mengakhiri konsultasi yang bisa saja akan menyimpang kembali ini.
di akhir perjumpaan beliau mengatak "SINDI SEMOGA KAMU BISA MENJADI WANITA YANG LEBIH IKHLAS" sedikit tapi mengena. sanggup membuat aku berfikir panjang apa maksud dari semua penjelasannya. seketika TA tersingkirkan dalam pikiran.

Akupun mencoba mencari arti dari kata-kata beliau dengan mencoba menonton film yang cukup fenomenal tahun lalu dengan Tema yang sama. POLIGAMI. Dari sinilah aku bisa memahami makna tersirat dari wejangan beliau. dari film ini aku belajar apa itu arti IKHLAS, BERSYUKUR dan SABAR setiap ujian itu mengajarkan kita apa arti syukur, sabar dan ikhlas dan satu yang pasti derajat kita di Mata AllahSWT akan Naik. Film ini sangat mengena sekali.

Sampailah pada satu titik di perjalanan menginjak umur 21 tahun ini, Akupun di ingatkan untuk menjadi wanita yang Ikhlas, belajar untuk selalu bersyukur dan sabar dalam setiap ujian yang Allah berikan.
Tidak banyak yang aku inginkan untuk pencapaian dalam hidup ini Cukuplah untuk menjadi wanita yang lebih baik, bukan menjadi wanita sempurana tanpa dosa, tana celah, tanpa noda, hanya menjadi lebih baik, selalu belajar dari kesalahan, tidak mengulangi kesalahan yang sama, menjadi wanita yang kuat dan tegar.

Menginjak angka 21 ini aku hanya ingin memantaskan diri melakukan hal positif, menjadi diri sendiri. Karena  tak banyak yang bisa aku rencanakan. rencana ku pada tahun-tahun sebelumnya masih banyak yang harus dibangun dan dirintis karena belum terlihat pondasi yang kokoh dan kuat.

Ngomongin soal memantaskan diri anggaplah ini sebagai investasi bagiku demi menginginkan pendamping hidup yang minimal melakukan hal yang sama. aku sadar di umur segini aku masih tetap sendiri, masih menunggu. menunggu laki-laki yang tepat di waktu yang tepat. satu-satunya yang bisa aku lakukan hanyalah terus berusaha menjadi Sindi yang lebih baik. berusaha belajar,tidak hanya dalam bentuk formal melainkan belajar arti kehidupan yang bisa mendewasakan.

Selamat Datang di Angka 21 semoga masih bisa bertemu di tahun berikutnya Amin YaRabbalallamin ...

You May Also Like

0 komentar